17 January 2012

KUASA SEDEKAH !

JALAN MUDAH UNTUK BAYAR HUTANG

Seorang pemuda bernama Mukhlis tengah ditahan lokap di Lapas Sukamiskin, Bandung.Disaat begitu lupa pada nikmat Allah dulu membuatnya terjebak dgn hutang hingga lebih dari Rp 2 milyar. Ia tak sanggup bayar dan perusahaannye ditutup dan menyebabkan dia dipenjara..

Hari itu adalah Ahad, sudah dua bulan lebih Mukhlis berada di dalam sel sempit di balik jeriji besi. Ia merasa sedih dan kesepian. Kebebasan yang biasa ia hidup sebelumnya kini hanya tinggal kenangan. Jangankan untuk bersenang-senang dengan rakan dan sahabat, untuk berkumpul dengan keluarga tercinta pun sudah tidak lagi bisa. Mukhlis merasa sedih, dan ia berjanji tidak ingin lagi hidup seperti ini. Berkali-kali dengan mulutnya memanjatkan doa kepada Allah Sang Maha Pengasih dari balik jeriji agar ia dapat menyelesaikan perkara dan segera bebas dari penjara dan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam kesedihan yang Mukhlis alami, tiba-tiba seperti ijabah doa yang datang dari Allah Swt maka Mukhlis dapati ustaz Iman sedang melawat dari satu sel ke sel lainnya. Ustaz Iman adalah pembimbing rohani Islam bg tahanan dan kerap memberikan pelajaran kerohanian bagi setiap tahanan yang ada di Lapas Sukamiskin. Seminggu dua kali biasanya ustaz Iman datang melawat. Bila melihat datangnya ustadz Iman maka Mukhlis pun memanggil beliau dari balik jeriji.

Terjadilah perbualan antara Mukhlis dan ustaz Iman. Banyak nasihat yang disampaikan oleh ustaz kepada Mukhlis, termasuk salah satu nasihatnya adalah agar Mukhlis rajin bersedekah.
Ustadz Iman menyatakan bahawa sedekah itu menjadi salah satu cara yang membuat datangnya pertolongan Allah Swt.
Mukhlis menerima nasihat itu, maka sejurus kemudian ia bangkit untuk mengambil sesuatu. Ia buka bag dan dari dalam bag tersebut ia ambil wang sejumlah Rp 1 juta dan ia berikan kepada ustaz.
“Ustaz..., tolong salurkan wang ini sebagai sedekah saya. Terserah ustaz mau berikan kepada siapa... saya berharap dengan sedekah ini saya akan mendapat pertolongan Allah seperti yang ustaz sampaikan kepada saya!”

Ustaz menerima sedekah Mukhlis. Beliau berjanji untuk menyalurkan sedekah tersebut secepat mungkin. Tak lupa Ustaz mendoakan Mukhlis agar segala masalah yang ia hadapi diberi pertolongan oleh Allah Swt.

Sejurus kemudian ustaz Iman pun berlalu meninggalkan Mukhlis.

===0===

Ustaz Iman kembali ke kampungnya. Sebelum beliau tiba di rumah beliau singgah untuk minum di sebuah warung kecil. Beliau membeli sesuatu di sana. Teringat akan sedekah Mukhlis, maka ustaz Iman pun berbincang dengan pemilik warung.

“Makcik, ada tak di warung ini orang-orang miskin yang berhutang dan belum dibayar? !” tanya ustaz Iman kepada makcik pemilik warung.
“Ada ustaz....! ada beberapa orang susah yang berhutang di warung saya.” jawab makcik pemilik warung.
“Berapa orang makcik? kira jumlah mereka dan berapa hutangnya?!” kata ustaz Iman lagi.

Maka pemilik warung pun menceritakan bahwa ada sejumlah orang miskin yang berhutang di warungnya, dan itu membuat usahanya susah nak berkembang sebab modal putaran tertahan oleh hutang-hutang mereka.

Pemilik warung menyebutkan sejumlah nama, namun setelah dihitung semua orang itu memiliki jumlah hutang Rp 1,8 juta. Makcik mengutarakan; biasanya mereka berhutang untuk keperluan seharian seperti beras, namun mereka selalu tidak mampu membayar hutangnya,makcik tidak tak samapi hati kalau mendengar mereka kehabisan beras, maka ia pun memberikan izin kepada mereka untuk berhutang di warungnya.

Setelah mendapat penjelasan dari pemilik warung maka ustaz Iman menjelaskan bahwa ia memiliki sedekah sebesar 1 juta rupiah. Beliau meminta kepada pemilik warung untuk menghitung siapa saja yang boleh ditolong agar terbebas dari hutang.

Pemilik warung amat senang mendengarnya. Maka ia memberikan data orang-orang susah yang kerap berhutang di warungnya. Setelah dikira maka ada 7 nama di antara mereka yang bisa dilunaskan hutangnya dengan wang sedekah 1 juta rupiah tersebut.

Dengan baca bismalah ustaz Iman menyerahkan wang sedekah Mukhlis kepada pemilik warung. Makcik mengucapkan syukur dan ia mengangkatkan tangan seraya berdoa kepada Allah Swt atas anugerah-Nya yang telah menggerakan hati Mukhlis, orang yang tidak dikenalinya, untuk melunaskan hutang-hutang orang susah yang ada di warungnya.

Makcik warung berjanji kepada ustaz Iman untuk memberitahukan kepada 7 nama tadi berita gembira ini. Maka saat kesemua nama tadi mendapatkan berita tersebut maka mereka pun bersyukur kepada Allah Swt dan mendoakan Mukhlis dengan penuh kesungguhan.

===0===

Ina, isteri Mukhlis datang berkunjung ke lokap pada hari Kamis. Ada kegembiraan pada wajahnya. Saat Mukhlis datang di ruang berjumpa, maka Ina bangkit dari duduknya dan ia tak dapat menahan tangis. Mukhlis terkejut melihat isteri tercintanya menangis. Mukhlis menanyakan apa terjadi,Ina tidak mampu menjawab apa-apa. Tubuhnya bergetar dan terlihat banyak air mata yang mengalir di pipinya. Ina mengeluarkan surat berwarna putih dari tasnya. Surat itu ia serahkan kepada Mukhlis dan terus surat itu dibaca.

Tidak banyak kata dan kalimat tertulis dalam surat itu. Namun demi membaca surat tersebut, maka Mukhlis pun tertunduk dan mulai meneteskan air mata haru.

“Allahu akbar.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....
Alhamdulillah ya Rabb.... sungguh Engkau Maha Penolong dan Maha Pemurah... Engkau tolong hamba-Mu yang lemah ini untuk keluar dari masalah” pekik Mukhlis dalam doa.

Dalam surat bertarikh hari Selasa dua hari yang lalu tertulis bahwa perusahaan tempat Mukhlis berhutang menyatakan bahwa hutangnya SEBANYAk 1 MILYAR RUPIAH TELAH DIHAPUSKAN!

Mukhlis dan Ina saling berpegangan tangan. Mereka sungguh bahagia mendengar berita gembira ini. Berita ini sungguh membuat beban hutang Mukhlis bertambah ringan. Maka suasana pertemuan bertukar gembira, beberapa saat kemudian Ina pun berpamitan untuk pulang ke rumah.

===0===

Keesokannya adalah hari Jumaat. Seluruh penghuni lokap bersiap untuk melaksanakan solat Juma'at. Saat menanti datangnya waktu Jumaat, Mukhlis mengisinya dengan dzikir dan i'tikaf. Begitu azan Zuhur dikumandangkan maka naiklah Khatib yang tiada lain adalah ustadz Iman. Saat mendengar khutbah Jumaat yang disampaikan ustaz Iman maka air mata Mukhlis kembali menitis. Mukhlis mengingat perjumpaannya dengan ustaz Iman pada hari Ahad lalu dan ia teringat sedekah satu juta rupiah yang ia diberikan kepada beliau. Sungguh sedekah itu telah dibayar Allah Swt hanya dalam tempo 2 hari menjadi 1000 kali lipat.

Saat solat Jumaat selesai, maka Mukhlis mendatangi ustaz Iman. Ia menyampaikan ucapan terima kasih yang berulang kali atas bantuan ustaz Iman menyalurkan sedekahnya. Ustadz Iman pun kembali mengucapkan terima kasih. Beliau sampaikan bahwa pemilik warung dan 7 orang yang berhutang juga turut berterima kasih kepada Mukhlis dan mendoakan. Mendengarkan penuturan ustaz Iman kembali air mata haru mengalir deras di pipi Mukhlis.
Sambil terisak Mukhlis berkata kepada ustaz Iman, “Ustaz..., janji Allah Swt yang ustaz sebutkan bagi orang yang bersedekah sungguh kini telah saya rasakan. Sedekah saya kemarin dalam dua hari sungguh telah Allah bayarkan kepada saya sebesar 1000 kali lipat!”

Mukhlis pun merangkul erat tubuh ustaz Iman. Kedua manusia itu tak henti-hentinya berucap bersyukur kepada Allah Swt. Ada kebahagiaan yang tiada terperi di hati kedua manusia itu. Keduanya menjadi saksi atas janji Allah, bahwa masalah yang dihadapi mudah diatasi asalkan kita saling menolong terhadap sesama.

Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt senantiasa menolong seorang hamba, selagi hamba kerap menolong saudaranya.” HR.Muslim dari Abu Hurairah.

Apakah Anda ingin mencuba cara ini?! Semoga Allah mudahkan jalan Anda! Amin..

Posted by wmz

No comments:

Post a Comment