30 perkara yang perlu diberi perhatian.
Salam teman-teman,
Awal Januari 2010 ibubapa sibuk menguruskan anak-anak ke sekolah terutamanya anak-anak yang baru menjejak kaki di sekolah rendah dan sekolah menengah dalam tahun satu dan tingkatan satu. Lebih-lebih lagi kanak-kanak yang pertama kali menduduki pra sekolah di PASTI(Pusat Asuhan Tunas Islam), TASKI(Taman Asuhan Kanak-Kanak Islam) dan lain-lain.
Harapan ibubapa hanyalah satu supaya anak-anak mereka menjadi anak-anak yang soleh yang berakhlak mulia dan dapat hidup sempurna di dunia lebih-lebih lagi di akhirat.
Apabila telah nampak tanda-tanda tamyiz(mumayyiz - sudah berakal tapi belum baligh) pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hati-jiwanya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ida akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika dia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan disiplin dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua). Kemudian cegahlah ia dari memandang makanan dan orang yang sedang makan.
2. Perintahkan dia agar tidak tergesa-gesa/gelojoh dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh dia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.
3. Hendaklah dilatih untuk tidak bermewah-mewah dan boros dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahawa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya mementingkan perut saja.
4- Tanamkan dalam diri si anak agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.
5- Sangat disukai jika dia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaum wanita.
6- Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkari serta mencegahnya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-hal ini. (Jangan sombong dalam berpakaian - uye)
7- Selayaknya anak dijaga dari bergaul(bersahabat) dengan anak-anak yang suka bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka mewarisi sifat tersebut ketika dewasa maka dia akan berakhlak demikian.
8- Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur’an dan buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan meneladani mereka.
9- Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta khayalan dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.
10- Biasakan dia untuk menulis indah ( tulisan khat) dan menghafal syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.
11- Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.
12- Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.
13- Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
14- Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan dia tidur.
15- Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.
16- Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika dia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.
17- Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan atau riadhah di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.
18- Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan atau riadhah di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas.
19- Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (bercekak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.
20- Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu’, lemah lembut dan menghormati temannya.
21- Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
22- Cegahlah dia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.
23- Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.
24- Ajari dia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
25- Mencegahnya dari banyak bercakap, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
26- Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
27- Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.
28- Anjurkanlah dia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar ketika sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
29- Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
30-Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk solat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.
31- Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustaz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan seboleh mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Huraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Wallahu a’lam.
Dari mathwiyat Darul Qasim “tsalasun wasilah li ta’dib al abna’’” as-Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . [Ubaidillah Masyhadi]
No comments:
Post a Comment