RAKAN BLOG MASJID

30 July 2013

JOM BERI'TIKAF JANGAN LUPA NIAT

I'tikaf di Malam Hari, Siangnya Kerja

Ada yang bertanya, bolehkah di malam hari itu melakukan i'tikaf dan di siang harinya tetap bekerja. Permasalahan yang ditanyakan ini kembali pada masalah batasan minima waktu i'tikaf.

Jangka Waktu Minimal I'tikaf

Mengenai waktu minimal disebut i’tikaf terdapat 4 pendapat di antara para ulama.

Pertama : Yang dianut oleh jumhur (mayoritas) ulama hanya disyaratkan berdiam di masjid. Jadi telah dikatakan beri’tikaf jika berdiam di masjid dalam waktu yang lama atau sebentar walau hanya beberapa saat atau sekejap (lahzhoh). Imam Al Haromain dan ulama lainnya berkata, “Tidak cukup sekedar tenang seperti dalam ruku’ dan sujud atau semacamnya, tetapi harus lebih dari itu sehingga bisa disebut i’tikaf.”

Kedua : Sebagaimana diceritakan oleh Imam Al Haromain dan selainnya bahwa i’tikaf cukup dengan hadir dan sekedar lewat tanpa berdiam (dalam waktu yang lama). Mereka analogikan dengan hadir dan sekadar lewat saat wukuf di Arofah. Imam Al Haromain berkata, “Menurut pendapat ini, jika seseorang beri’tikaf dengan sekadar melewati suatu tempat seperti ia masuk di satu pintu dan keluar dari pintu yang lain, ketika itu ia sudah berniat beri’tikaf, maka sudah disebut i’tikaf. Oleh karenanya, jika seseorang berniat i’tikaf mutlak untuk nadzar, maka ia dianggap telah beri’tikaf dengan sekadar lewat di dalam masjid.”

Ketiga : Diceritakan oleh Ash Shoidalani dan Imam Al Haromain, juga selainnya bahwa i’tikaf dianggap sah jika telah berdiam selama satu hari atau mendekati waktu itu.

Keempat : Diceritakan oleh Al Mutawalli dan selainnya yaitu disyaratkan i’tikaf lebih dari separuh hari atau lebih dari separuh malam. Kerana kebiasaan mesti dibezakan dengan ibadah. Jika seseorang duduk beberapa saat untuk menunggu solat atau mendengarkan khutbah atau selain itu tidaklah disebut i’tikaf, haruslah ada syarat berdiam lebih dari itu sehingga terbezakanlah antara ibadah dan kebiasaan (adat). Demikian disebutkan dalam Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab 6: 513.[1]

Pendapat Jumhur Ulama

Sebagaimana dikemukakan di atas, jumhur (majoriti) ulama berpendapat minima waktu i’tikaf adalah lahzhoh, yaitu hanya berdiam di masjid beberapa saat. Demikian pendapat dalam madzhab Abu Hanifah, Asy Syafi’i dan Ahmad.

Imam Nawawi berkata, “Waktu minima itikaf sebagaimana dipilih oleh jumhur ulama cukup disyaratkan berdiam sesaat di masjid. Berdiam di sini boleh jadi waktu yang lama dan boleh jadi singkat hingga beberapa saat atau hanya sekejap hadir.” Lihat Al Majmu’ 6: 489.

Alasan jumhur ulama:

1. I’tikaf dalam bahasa Arab berarti iqomah (berdiam). Berdiam di sini bisa jadi dalam waktu lama maupun singkat. Dalam syari’at tidak ada ketetapan khusus yang membatasi waktu minima I’tikaf.

Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “I’tikaf dalam bahasa Arab berarti iqomah (berdiam). … Setiap yang disebut berdiam di masjid dengan niatkan mendekatkan diri pada Allah, maka dinamakan i’tikaf, baik dilakukan dalam waktu singkat atau pun lama. Karena tidak ada dalil dari Al Qur’an maupun As Sunnah yang membatasi waktu minimanya dengan bilangan tertentu atau menetapkannya dengan waktu tertentu.” Lihat Al Muhalla, 5; 179.

2. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ya’la bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,

إني لأمكث في المسجد الساعة ، وما أمكث إلا لأعتكف

“Aku pernah berdiam di masjid beberapa saat. Aku tidaklah berdiam selain berniat beri’tikaf.” Demikian menjadi dalil Ibnu Hazm dalam Al Muhalla 5: 179. Al Hafizh Ibnu Hajr juga menyebutkannya dalam Fathul Bari lantas beliau mendiamkannya.

3. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Sedang kamu beri'tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). Ibnu Hazm berkata, “Allah Ta’ala tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beri’tikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa.” Lihat Al Muhalla, 5: 180.

Al Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minima dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).” (Al Inshof, 6: 17)

KARNIVAL AS-SALAM YANG TAMBAH MENYERLAH DI BULAN IBADAH BULAN MUJAHADDAH

Pemanah as-Salam

Masjid as-Salam mendapat pujian daripada para jemaah dan juga Ustaz. Karnival Ramadan terserlah. Majlis ilmu nya hidup dan semarak. Majlis berbuka dan moreh juga meriah. Gerai2 jualan juga menambah seri. Qiyamullail di setiap hujung minggu. Yang special lagi ialah kemudahan riadah memanah. Memanah ialah salah satu sunnah Nabi. Justru secara tidak langsung usha ini menghidupkan sunnah Nabi di bulan yang mulia ini. Tahniah !!

Sasaran Bull Eyes

Imam Firdaus Membidik Sasarannya

Saf Perisai Bukit Sentosa

29 July 2013

MASYAALLAH .. PUASA RAMADAN 24 JAM ?

MASYARAKAT ISLAM DI KIRUNA SWEDEN BERPUASA 24 JAM

“Kiruna tempat paling tinggi di wilayah ini (Sweden). Matahari tidak pernah terbenam selama beberapa bulan,” kata seorang Muslim Kiruna, Ali Melhem.

Lelaki berusia 45 tahun ini mengatakan waktu puasa yang panjang tentu membuat dirinya dan orang Islam lainnya kepenatan. Melhem tinggal di Kiruna sudah lebih dari 24 tahun. Sebelum ini Ramadan tiba ketika musim luruh.

Tetapi, berbeza kali ini, Ramadan tiba ketika wilayah berdekatan Kutub Utara ini memasuki awal musim panas. Melhem memang tetap berpuasa. Namun dia mengatakan, puasa 24 jam penuh menjadi dugaan yang begitu berat. Terutama bagi isteri dan anak-anaknya. ”Saya dan istri sudah berbincang dengan ulama-ulama di Iran dan Iraq,” kata Melhem.

Perbincangan itu bagaimana pun tidak memberi jawapan yang jelas. Melhem mengaku beliau menganut Islam Syiah. Para ulama menyampaikan kepadanya untuk menunda puasa sehingga musim gugur tiba. Sedangkan ulama lain memberi saranan agar tetap berpuasa mengikut waktu berbuka di wilayah matahari terbenam yang terdekat.

Petunjuk itu memang ada. Sebahagian Muslim Kiruna juga mengikuti saranan ulama itu. Wilayah terdekat dari Kiruna adalah Lulea dan Umea. Di dua tempat itu, malam diberi kesempatan untuk muncul. Tetapi hanya satu jam. Bermakna, puasa di bahagian selatan Kiruna mencapai 23 jam!

Dari sembilan juta populasi muslim di Sweden, tercatat kira-kira 350 ribu penganut Islam. Islamic Center di Malmo, Sweden mengatakan, komuniti muslim tersebut memang kebanyakan tinggal di wilayah-wilayah tinggi. Musim panas ketika Ramadhan di negeri tersebut, hingga sekarang belum mendapat penjelasan jelas dari pakar agama dan ulama.

Di Finland contohnya, bagi kalangan Islam Sunni di negara itu memilih mengabaikan panjangnya hari-hari berpuasa. Mereka mengikuti waktu berpuasa muslim di Makkah atau di Madinah, Arab Saudi.

28 July 2013

MENGEJAR 10 MALAM TERAKHIR

DALAM beberapa hadits, Rasulullah SAW menerangkan hal-hal yang harus dilakukan untuk mengisi malam-malam di 10 hari terakhir Ramadan. Ada beberapa hal yang dicontohkan.

I’tikaf
Rasulullah SAW menghabiskan 10 malam terakhir dengan beribadah di masjid (i’tikaf). Pintu rumahnya langsung menempel ke masjid hingga saat i’tikaf dia menyisir rambutnya hanya dengan membuka tirai antara rumah dan masjid.

Ini dilakukan karena ia tidak ingin beranjak sedikit pun dari masjid saat beri’tikaf. Istri Rasulullah SAW. Aisyah RA menuturkan, Rasulullah SAW beri’tikaf dengan tujuan mendapat malam lailatul qadar. Dengan menghilangkan segala kesibukan dunia maka akan lebih mudah bermunajat kepada Allah, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.

Meningkatkan Kesungguhan dalam Beribadah
Aisyah menceritakan, “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya,” (HR Muslim).

Hal dasar yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan ibadah lailatul qodr adalah meningkatkan kesungguhan. Biasanya pada akhir Ramadan, masyarakat sibuk dengan persiapan menghadapi Lebaran. Berbelanja, membuat kue-kue, mempersiapkan tiket mudik, dan kegiatan lainnya. Kelelahan menyiapkan hal-hal remeh-temeh kadang membuat kita tidak sempat meramaikan malam-malam di akhir Ramadan dengan optimal.

Oleh sebab itu, kesungguhan menjadi hal utama. Kegiatan yang berkaitan dengan mudik dan perayaan Idul Fitri dapat dilaksanakan pada awal atau pertengahan Ramadan.

Memperbanyak Salat Malam
Dari Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR Bukhari).

Setelah melaksanakan puasa selama 20 hari, tentu tubuh kita telah terbiasa. Makan dan minum sudah tentu tidak perlu berlebihan agar rasa kantuk tidak datang saat beraktivitas di siang hari. Pada 10 malam terakhir, qiyamu lail atau tarawih, lebih utama dilaksanakan pada sepertiga malam atau mulai pukul 03.00 dini hari.

Memperbanyak Istighfar
Selain sebagai waktu yang tepat untuk berdoa kepada Allah, lailatul qodr juga tepat untuk memohon ampunan kepada-Nya. Setelah Ramadan kita menyonssong Idul Fitri, sebuah hari raya yang merupakan simbol kembali pada kondisi bersih dan suci. Tentu kondisi suci ini harus diupayakan selama Ramadan berlangsung. Salah satu penyuciannya dilaksanakan pada 10 malam terakhir.

Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, ”Katakanlah: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

27 July 2013

JOM BAYAR ZAKAT FITRAH



KEWAJIPAN MEMBAYAR ZAKAT (Kadar 1434H di Selangor ialah RM7.00 seorang)

Dari Ibnu Abbas r.a. katanya: Rasulullah SAW telah menentukan wajibnya zakat fitrah, untuk membersihkan orang yang mengerjakan puasa dari perkataan yang sia-sia dan perkataan yang buruk, dan juga untuk menjadi makanan orang-orang miskin, oleh itu sesiapa yang menunaikannya sebelum sembahyang hari raya maka menjadilah ia zakat fitrah yang makbul, dan sesiapa yang menunaikannya sesudah sembahyang hari raya maka menjadilah ia sedakah biasa seperti sedekah sunat yang lain. (Hadis Riwayat Abu Daud)

Huraian:

· Zakat fitrah adalah diwajibkan kepada semua orang-orang Islam.

· Zakat fitrah ialah zakat badan yang dikeluarkan untuk diberi kepada fakir miskin bagi membersihkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia sepanjang bulan Ramadhan.

· Zakat yang diwajibkan ialah berupa makanan utama di sesebuah negeri seperti beras, gandum dan sebagainya atau di Malaysia, kadar bayarannya bersamaan dengan tiga cupak sukatan beras atau tiga kati dua belas tahil (dua Kilo 250 gram).

· Pembayaran fitrah dengan menggunakan wang ringgit pula hendaklah dilafazkan seperti berikut: Wang ini ialah ganti beras fitrah yang wajib atasku, bagiku dan bagi (orang-orang) tanggunganku pada tahun ini, kerana Allah. (mengikut kadar nilai yang ditetapkan oleh pihak pemerintah).

· Zakat fitrah boleh dibayar dari awal Ramadhan sehingga akhirnya iaitu sebelum sembahyang hari raya. Maka bagi sesiapa yang membayarnya selepas sembahyang hari raya, baginya menjadi sedekah biasa sahaja.

25 July 2013

ALHAMDULILLAH MAJIS KHATAM AL-QURAN MUSLIMAT ASSALAM


 Diketuai Kak Som, Muslimat Masjid AsSalam Bkt Sentosa berjaya habiskan 30 juzuk Al-Quran di Ramadan 1434 Hijriah




22 July 2013

MAJLIS MAHABAH RAMADAN PERODUA DI MASJID ASSALAM

 Tuan Nazir memberi ucapan alau-aluan di Majlis 21 Julai 2013
 Datuk Aminar Rashid CEO Perodua sudi memberi ucapan sepatah duakata di Majlis yang amat bermakna kepada Asnaf(Sumbangan barangan keperluan harian) dan anak yatim(Sumbangan duit raya)


 Seramai lebihkurang 90 orang anak yatim dan 100 asnaf hadir dan sama-sama sertai majlis berbuka puasa.


Datuk Aminar sempat mengedarkan bubuk lambuk kepada oarang-ramai yang lalu di masjid AsSalam
 Berbuka dengan tamar dan air kosong
 Antara asnaf dan anak yatim yang hadir dalam majlis tersebut.


18 July 2013

USTAZ ALI OMAR MENJELANG 10 MALAM KEAMPUNAN DAN MERAI 10 MALAM KERAHMATAN

 Seronoknya berselawat di samping bersalam-salaman di Ramadan ke 9




 Ustaz Abu Bakar Yang Mantan Nazir juga ada bersama
 Tuan Nazir meraikan Ustaz Ali Omar dengn sedikit juadah ala Moreh



16 July 2013

SUASANA TAZKIRAH RAMADAN KE 6












RAMADAN KE 4 TAZKIRAH CEO WAKAF



 Ustaz Abu Bakar Yang CEO Wakaf MAIS mantan Nazir Masjid Assalam Bkt Sentosa sedang memberi tazkirah berguna kepada hadirin .

















PERINGATAN BAGI LELAKI !

Mengikut Enakmen Jenayah Syariah (Negeri Selangor) 1995
"Mana-mana lelaki yang baligh yang tidak menunaikan Sembahyang Jumaat

tanpa apa-apa keuzuran syarie yang boleh didakwa dibawah Seksyen 20,

Enakmen Jenayah Syariah (Negeri Selangor) 1995, sekiranya disabit

kesalahan boleh di denda tidak lebih RM1,000 ATAU dipenjarakan selama

tempoh tidak melebihi enam (6) bulan ATAU kedua-duanya sekali."